Kamis, 19 Februari 2015

1. Jenis-jenis Data

Ada beberapa jenis data di dalam R yang sering terjadi dalam perhitungan R itu sendiri. Meskipun tampaknya tidak terlalu penting, tetapi hal ini bisa mumbuat anda terkejut suatu saat anda tidak menyadarinya. Jadi, hal mendasar yang perlu diketahui adalah mengenali beberapa jenis data ini. Baik, dari pada anda sedikit berpikir abstrak dengan apa yang baru saja saya ungkapkan, silahkan mencoba untuk memahami itu lebih baik dengan eksperimen langsung dengan kode R.

1. Numerik

Nilai desimal disebut data numerik di R. Ini adalah standar komputasi mengimput data. Jika anda menetapkan nilai desimal ke variabel x sebagai berikut, x akan menjadi tipe numerik.

> x = 11.5              # menetapkan nilai desimal 
> x                     # menampilkan nila x 
[1] 11.5 
> class(x)              # menanyakan R, apakah kelas x tersebut?
[1] "numeric"

Setelah melakukan perintah diatas anda akan mungkin akan sangat terkejut dengan kejadian berikut

> y = 3 
> y                     # menampilkan y
[1] 3 
> class(y)              # menampilkan kelas dari y
[1] "numeric"

Tentu saja anda tidak akan percaya dengan jawaban dari R tersebut, karena sudah jelas bahwa "y" bukan bilangan numerik melainkan bilangan integer. bahkan meskipun anda mencoba mengkonfirmasikan dengan fungsi is.integer

> is.integer(k)         # apakah y adalah integer? 
[1] FALSE

Kita akan membahas bagaimana cara membuat sebuah bilangan integer dalam tutorial berikutnya pada tipe integer.

2. Integer

Untuk membentuk sebuah variabel integer di R, gunakan fungsi as.integer. Sehingga anda dapat yakin bahwa "y" adalah benar-benar integer dengan menerapkan fungsi is.integer

> y = as.integer(3) 
> y                     # menampilkan y 
[1] 3 
> class(y)              # menampilkan kelas y 
[1] "integer" 
> is.integer(y)         # apakah y adalah integer? 
[1] TRUE

Mungkin saat ini anda sedang berpikir bahwa yang dilakukan oleh R adalah memaksa "y" sebagai bilangan interger. Anda dapat membuktikan hal itu dengan

> y=as.integer(3.14)    # memaksa y sebagai integer 
[1] 3

Perlu mengetahui bahwa R berperan seperti bahasa C, BENAR memiliki nilai 1, sedangkan SALAH memiliki nilai 0. Seringkali, hal ini berguna untuk melakukan aritmatika pada nilai-nilai logis.

> as.integer(TRUE)      # menyatakan nilai numerik BENAR
[1] 1 
> as.integer(FALSE)     # menyatakan nilai numerik SALAH 
[1] 0

3. Kompleks

Sebuah nilai kompleks di R didefinisikan secara natural adalah suatu bilangan yang bernilai imajiner yakni "i"

> z = 1 + 3i            # membentuk bilangan kompleks
> z                     # menampilkan z 
[1] 1+3i 
> class(z)              # menampilkan kelas dari z
[1] "complex"

Berikut ini akan saya lampirkan pengalaman yang menarik, dalam kasus ini memberikan suatu kesalahan pemahaman bahwa (-1) bukan nilai yang kompleks.

> sqrt(1)              # akar dari -1 
[1] NaN  
Warning message: 
In sqrt(1) : NaNs produced

Jadi, untuk mengatasi masalah ini gunkaan nilai kompleks -1 + 0i.

> sqrt(1+0i)           # akar dari 1+0i 
[1] 0+1i

Salah satu alternatif lain adalah untuk memaksa -1 menjadi nilai yang kompleks seperti yang dilakukan sebelumnya.

> sqrt(as.complex(1)) 
[1] 0+1i

4. Logika

Anda juga harus menyadari bahwa R adalah bahasa logika. Jadi, jangan pernah mengabaikan hal-hal logis sering dilakukan di dalam R. Seperti dalam perbandingan beberapa variabel.

> x = 1; y = 2           # Contoh nilai variabela x dan y
> z = x > y              # apakah x lebih besar dari y? 
> z                      # menampilkan nilai logis z
[1] FALSE 
> class(z)               # menampilkan kelas dari z
[1] "logical"

Operasi logis standar yang digunakan R adalah "&"  untuk menyatkan (dan), "|" (atau), dan "!" (negasi).

> a = TRUE; b = FALSE 
> a & b                  # menyatakan nilai kebenaran "a AND b" 
[1] FALSE 
> a | b                  # menyatakan nila kebenaran "a OR b" 
[1] TRUE 
> !a                     # negasi dari "a"
[1] FALSE

Anda juga dapat menemukan rincian lebih lanjut dan operasi logika terkait dalam dokumentasi R itu sendiri.

> help("!")

5. Karakter

Hal menarik yang perlu anda ketahui adalah penggunaan yang karakter di dalam R. Sebuah objek karakter dapat dinyatakan untuk mewakili nilai-nilai string dalam R yakni dengan menggunakan fungsi as.character () 

> c = as.character(1.23) 
> c                      # menampilkan 1.23 sebagai karakter
[1] "1.23" 
> class(c)               # menampilkan kelas c
[1] "character"

Untuk menggabungkan dua nilai karakter dapat dapa dinyatakan dengan menggunakan fungsi paste.

> fname = "Bakti"; lname ="Siregar" 
> paste(fname, lname) 
[1] "Bakti Siregar"

Keterangan:
fname fungsi untuk menyatakan nama depan karakter yang anda asumsikan dan 
lname = adalah fungsi untuk menyatakan nama akhir

Namun, seringkali lebih mudah untuk membuat sebuah string dibaca dengan dengan menggunakan fungsi sprintf, seperti halnya dalam sintaks bahasa C.

> sprintf("%s Mempunyai %d Rupiah", "Bakti", 500) 
[1] "Bakti Mempunyai 500 Rupiah"

Untuk mengekstrak substring, anda dapat menerapkan fungsi substr. Berikut adalah contoh yang menunjukkan cara mengekstrak substring antara posisi kelima dan kesepulu dalam sebuah string.

> substr("Bakti Mempunyai 500 Rupiah", start=16, stop=26) 
[1] "500 Rupiah"

Dan untuk mengganti  nilai "500" menjadi  "777" dalam string, kita menerapkan fungsi sub.

> sub("500", "777", "500 Rupiah") 
[1] "777 Rupiah"

Tentu masih ada fungsi lainnya untuk manipulasi string dapat ditemukan dalam dokumentasi R.

> help("sub")



Kembali kehalaman sebelumnya,

Lanjut klik link dibawah:


Tidak ada komentar: